Pada umumnya, banyak wanita Indonesia yang menganggap keputihan adalah sesuatu yang wajar terjadi, walaupun itu seringkali menyebalkan. Boleh dikatakan hampir setiap wanita pernah mengalami keputihan. Seakan keputihan wanita dianggap sebagai tamu yang tak diacuhkan lalu pergi begitu saja. Tapi, tetap saja yang satu ini sangat tidak diharapkan kehadirannya. Masalahnya, masih terlalu banyak wanita yang tidak tahu apa itu keputihan dan mengapa keputihan terjadi. Apakah keputihan berbahaya ?
Sebenarnya, keputihan bukanlah penyakit, melainkan gejala. Penyebab keputihan dapat ditimbulkan oleh berbagai macam faktor, diantaranya kekurangan gizi, timbulnya jamur atau parasit. Di samping itu keputihan dapat pula dialami oleh wanita hamil, tetapi hal itu wajar terjadi.
Ada beberapa jenis keputihan yang dikenal dalam dunia medis. Misalnya jenis 'vaginosis' dengan ciri berwarna abu-abu dan berbau amis. Ada juga jenis 'candidiasis' , cairan yang keluar berwarna putih susu yang bergumpal disertai rasa gatal akibat jamur (candida albican), ada juga jenis 'trichomonas vaginalis'.
Keputihan juga dapat ditimbulkan karena efek dari alat kontrasepsi yang dipakai seorang wanita.
Ada dua katagori keputihan, yaitu keputihan fisiologis (normal) yang hampir semua wanita pernah mengalami, serta keputihan yang patogis (abnormal), yaitu yang sudah berlebihan, berlangsung lama, berulang, baunya asam sampai busuk, yang menimbulkan rasa nyeri, panas dan gatal. Biasanya wanita terkena keputihan patogis pada usia reproduksi, yaitu usia 20-40 tahun, atau yang sudah menikah.
Secara umum, keputihan selalu ditandai dengan terjadinya pengeluaran cairan (vaginal discharge) dari alat vital wanita. Jika keputihan yang terjadi tergolong ganas, bisa mengakibatkan cairan tersebut bercampur darah.
Keputihan ini bisa ditimbulkan karena seorang wanita memiliki aktivitas yang padat dan melelahkan, sehingga menyebabkan daya tahan tubuhnya menurun, lalu timbul keputihan. Pemicu lainnya adalah karena kurang terjaganya daerah reproduksi yang memiliki kelembaban tinggi. Keputihan secara nyata dapat mengganggu aktivitas seksual. Rasa nyeri dan tidak nyaman akan timbul karena baunya cukup menyengat. Keputihan juga mengganggu proses reproduksi seorang wanita.
Keputihan yang tidak normal dapat menyebabkan infertilitas atau kemandulan. Namun, kemandulan itu tidak primer dan dapat disembuhkan, karena kemandulan itu disebabkan oleh tersumbatnya indung telur. Kemungkinan akibat agak fatal bagi ibu yang menderita keputihan saat hamil adalah bila melahirkan ada kemungkinan anaknya cacat atau menderita penyakit yang sama, lahir prematur, bahkan bisa meninggal dalam kandungan. Keputihan bagi sebagian wanita, sebagian dapat ditimbulkan melalui alergi karena makanan, diantaranya nanas, daging dan mentimun. Sedangkan keputihan yang tidak normal terjadi karena infeksi jamur, bakteri, atau parasit.
Infeksi jamur biasanya berasal dari golongan candida atau monilla, akibat perubahan kadar hormon, gula darah dan rendahnya daya tahan tubuh. Dari bakteri, biasanya aktifnya jamur (hemifilus vaginalis). Bakteri ini tergolong ganas dan dapat menular melalui hubungan seksual, sedangkan jenis infeksi parasit berasal dari golongan 'trikomonas' yang juga bisa menular melalui hubungan seksual. Umumnya, 35% masalah yang menyangkut organ reproduksi adalah keputihan, selebihnya infeksi. Tapi patut diingat bahwa pada vagina wanita dewasa terdapat bakteri yang baik yang disebut 'basil doderien'. Dalam keadaan normal jumlah basil ini cukup dominan dan membuat lingkungan vagina bersifat asam, sehingga vagina mempunyai daya proteksi yang cukup kuat.
Vagina juga mengeluarkan cairan yang berfungsi melindungi dari infeksi. Cairan vagina normal biasanya jernih, kadang sedikit keruh, tidak berbau dan tidak disertai rasa gatal atau panas. Ini disebut keputihan normal (fisiologis), dapat terjadi pada masa ovulasi, yaitu kurang lebih 12-24 hari setelah haid. Keputihan ini juga bisa timbul bila seorang wanita dalam keadaan terangsang dan tekanan emosional. Sedangkan keputihan patologis (penyakit), biasanya akibat luka , tumor, adanya benda asing dalam vagina, misalnya akibat pemakaian spriral, dan karena penyakit hubungan seksual seperti gonore atau raja singa dan AIDS.
Keputihan dapat dicegah dengan menjalankan beberapa petunjuk, diantaranya hindari mengenakan pakaian dalam yang ketat dan tidak menyerap keringat. Untuk menghindari iritasi yang bisa menimbulkan infeksi, pilihlah pakaian dalam yang terbuat dari katun dan mengganti pakaian dalam setiap hari, kemudian perhatikan dan merawat daerah intim. Jangan duduk pada toilet umum jika terpaksa, keringkan organ intim dengan menggunakan handuk atau tissue. Bagi yang sudah menikah, dianjurkan untuk memeriksakan diri kedokter sekurang-kurangnya tiga bulan sekali dan hindari penggunaan cairan pembersih secara berlebihan, karena justru dikhawatirkan akan membunuh organisme yang membantu menjaga kelembaban di bagian organ reproduksi tersebut.